Hari itu hujan deras
disertai dengan petir yang menggelegar. Rabu, 19 November 2014 adalah pertemuan
ke-4 mata kuliah Perilaku Organisasi. Jam 17.40 Pak Seta sudah datang ke kelas
namun hanya ada 3 mahasiswa, karena yang lain terjebak hujan. Sampai pada saat
materi kuliah dimulai, jumlah mahasiswa yang hadir pun hanya sedikit dari yang
biasanya. Tak sedikit mahasiswa yang hadir basah kuyup saat sampai di kelas
hanya demi bisa mengikuti perkuliahan Perilaku Organisasi. Salut bagi
temen-temen yang masih meluangkan waktunya untuk hadir walaupun kondisinya
berbasah-basahan ria.
Pada pertemuan kali ini,
materi yang disampaikan oleh Pak Seta adalah mengenai “P EMIMPIN MANAJERIAL”.
Sebelum ke materi inti, terlebih dulu kami diperlihatkan sesosok wajah
bertopeng besi yang terlihat dari samping, sehingga wajahnya tak terlihat.
Namun tersirat bahwa gambar yang ditampilkan adalah seorang Tentara Romawi yang
sedang menatap dan memandang jauh terdepan. Tentara Romawi yang terkenal ini
bernama Spartan. Tentara ini terkenal sangat kuat, berani, tangguh, dan sulit
terkalahkan. Tak tergambarkan rasa takut maupun keraguan dalam menghadapi
musuh-musuhnya, yang mana hal ini terlihat dari lengkapnya senjata yang
dimiliki mulai dari topeng besi sebagai pelindung kepala, pedang yang terhunus
tajam sebagai senjata inti dan tameng besi sebagai pelindung diri terhadap
serangan musuh. Pasukan Spartan terlihat sangat optimis dapat mengalahkan musuh
sehingga yakin kemenangan dapat diraih, meskipun mereka belum mengetahui wujud
dan kekuatan dari lawan mereka.
Makna ataupun pelajaran yang
dapat diambil dari gambar Tentara Romawi Spartan adalah bahwa apapun dan
bagaimananapun kemungkinan yang akan dihadapi di tahun mendatang, semestinya
kita harus bersiap diri. Bersiap diri dengan menyiapkan segala sesuatunya, mulai
dari: pembuatan rencana, peningkatan kemampuan, kemahiran, pendidikan, sikap
berani, optimis dan yakin mampuan dan
keterampilan, permodalan (jika ingin membuka usaha di tahun mendatang).
Apakah
seorang pemimpin itu??
Setiap manusia terlahir sebagai seorang pemimpin dan
bahkan seluruh kehidupan kita penuh dengan kesempatan-kesempatan untuk
memimpin. Kita dapat menjadi pemimpin dalam setiap hal yang kita lakukan, dalam
kerja dan dalam kehidupan sehari-hari, ketika mengajar orang lain atau belajar
dari mereka dan kebanyakan dari kita melakukan semua itu setiap hari.
Sebelum menjadi pemimpin yang sesungguhnya dalam hal ini
adalah memimpin orang lain (true leader), seseorang harus terlebih dulu menjadi
pemimpin bagi diri sendiri (lead yourself),
ialah mengontrol apa yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan pribadi. Memimpin diri sendiri bukanlah perkara yang
mudah, apalagi kita terbiasa hidup mengkritik hasil kerja orang lain tanpa tahu
seelok dan sehebat apakah kerja kita. Karena boleh memiliki hasil yang lebih
baik dari kita.
Lead yourself berarti mampu memahami diri sendiri yang
bertujuan untuk hidup yang lebih baik dari di masa sekarang maupun yang akan
datang. Memahami diri berarti mampu mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan
diri secara objektif dan jujur mengakuinya. Kelebihan yang dimiliki merupakan
sumber kekuatan sedangkan kekurangan bukanlah sebuah ancaman melainkan
dijadikan peluang bagi diri untuk terus bisa mengembangkan diri sehingga
kekurangan tersebut dapat diminimalkan. Untuk itulah manusia dituntut untuk
terus belajar mulai dari kecil bahkan sampai maut menjemput. Tidak ada kata
terlambat untuk belajar, berapapun usia kita, pintu untuk meraih ilmu selalu
terbuka luas.
Saya jadi teringat dengan salah satu mahasiswa
Universitas Pancasila yang memiliki semangat tinggi dalam belajar bahkan dalam
usianya yang tidak lagi muda. Beliau pernah satu kelas dengan saya waktu di
semester I. Suatu ketika saat saya masuk kelas, saya pikir beliau adalah dosen
pengajar karena beliau ini duduk di meja depan. Saya berpikir, mungkin saja
beliau yang duduk di depan ini adalah dosen pengganti karena dosen saya tidak
masuk. Tak disangka beliau adalah seorang mahasiswa yang sedang mengerjakan
tugas yang harus dikumpulkan hari itu juga dan memang beliau mengerjakannya
sengaja di depan karena ada meja yang lebih luas. Usut punya usut ternyata
beliau adalah seorang pensiunan dari salah satu perusahaan swasta. Salut saya
dengan beliau ini, karena di usianya yang tak lagi muda, semangat belajarnya
luar biasa.
Kemauan mencari solusi adalah langkah berikutnya untuk
dapat memimpin diri. Kemauan inilah akan menimbulkan kearifan yang mampu
menemukan akar masalah. Langkah lain adalah memaksimalkan efektivitas dalam
diri, kemampuan menemukan akar masalah, kemampuan menyelesaikan akar masalah
serta melakukan evaluasi.
True leader
adalah kemampuan memimpin yang sesungguhnya yaitu kemampuan dalam memimpin orang
lain. Hal ini berarti bahwa seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai visi misi dalam hidupnya, mampu
mengarahkan, mengayomi dan menjadi panutan/teladan yang baik bagi orang-orang
yang ada di bawahnya.
|
|||
Tahun 2014 merupakan tahun
pemilu, dimana kita sebagai WNI dihadapkan pada pesta demokrasi, yaitu untuk
memilih wakil rakyat (anggota dewan) tanggal 9 April dan memilih kepala Negara
pada tanggal 9 Juli. Sebelum kita memutuskan pemimpin mana yang dipilih
terlebih dulu kita melihat Visi dan Misinya. Dari visi misi inilah akan
tergambar program kerja dan gebrakan perubahan apa saja yang ingin dilakukan
oleh pemimpin tersebut pada saat terpilih nanti. Selain itu, visi misi dapat
menjadi tolok ukur bagi kita untuk bisa membedakan masing-masing karakter calon
pemimpin.
|
Seorang pemimpin harus
memiliki kemampuan untuk mengarahkan bawahannya, agar menjadi lebih baik demi
tercapainya tujuan organisasi. Pengarahan bisa berupa instruksi, kritik, saran,
pemberian tugas maupun wewenang.
Pengarahan yang diberikan pemimpin haruslah dengan cara yang bijak, agar apa
yang disampaikan dapat diterima dan mendapatkan respon dari bawahannya.
|
|||
Secara lahiriah pemimpin memang berada
di posisi puncak suatu organisasi, namun pada dasarnya ia harus lah berada di
posisi paling bawah yang artinya pemimpin haruslah menjadi penopang bagi
bawahannya. Jadi pemimpin bukanlah
menjadi puncak suatu segitiga, namun pemimpin menjadi titik terendah dari
segitiga terbalik.
Pemimpin berperan melindungi dan
mengayomi orang-orang yang dipimpinnya. Pemimpin harus bisa menjadi payung, dimana payung
sangat berjasa karena telah melindungi pemakainya. Di saat paying bocor,
biasanya pemakai membicarakan sisi bocornya payung, bukan sisi yang masih
berfungsi melindungi.
Demikianlah pemimpin, seringkali
ketika ada hal yang kurang sesuai dengan pandangan orang-orang yang
dipimpinnya, maka pemimpin tersebut menjadi bahan pembicaraan. Seolah-olah
banyak kekurangan, padahal hanya sekedar tetesan air pada sebuah payung besar,
namun pemimpin harus siap menerima kenyataan untuk dibenci oleh bawahannya.
|
|||
Menjadi
pemimpin sulit karena harus mampu bersikap dan bertutur kata yang baik. Namun
sekarang ini banyak sekali orang yang mendambakan diri untuk dipilih menjadi
pemimpin, padahal tugas seorang pemimpin itu berat. Mereka hanya melihat sisi
luarnya saja seperti enaknya mendapat fasilitas yang luar biasa lengkap.
Padahal dibalik itu tersurat tanggungjawab yang besar yang diemban.
Pemimpin
idaman adalah pemimpin yang mampu memberikan teladan bagi bawahannya. Seorang
pemimpin teladan memiliki prinsip satunya kata dan perbuatan. Apa yang
diucapkan adalah apa yang dilakukan, sehingga ucapan dan kata-kata serta gaya
bicara pemimpin harus dijaga karena menyangkut eksistensinya dalam kehidupan
berorganisasi. Contoh pemimpin teladan adalah tidak terlambat masuk kantor,
bila pemimpinnya saja telat masuk kantor 1 jam, maka bisa jadi anak buahnya
sampai kantor telat 2 atau 3 jam. Alasan mereka “Bagaimana saya tidak telat, lha wong atasan saya juga telat.”
Contoh
lain adalah bila bawahannya melakukan kesalahan, harusnya pemimpin tidak
langsung menge-judge nya secara
terang-terangan di forum rapat karena hal ini bisa menyakiti perasaan. Bila
bawahan salah, cukup dipanggil perseorangan saja ke ruangan dan diberi tahu
tentang kesalahannya tanpa menggunakan kata-kata kasar ataupun menyakitkan,
MANAJERIAL
Manajerial
berarti mengatur proses kerja dan sumber daya yang secara optimal, orang yang
menjalan fungsi-fungsi manajemen adalah manajer. Tujuan dari manajerial adalah
untuk mencapai target/sasaran sesuai dengan aturan dan prosedur yang berlaku. Keterampilan
manajerial terdiri dari :
a.
Perencanaan
Membuat perencanaan mutlak diperlukan
agar apa yang dilakukan dapat terarah dan bilapun pada kenyataannya apa yang
terjadi sesuai dengan rencana, maka setidaknya ada antisipasi diri dalam
menghadapinya. Tidak akan ada ruginya membuat perencanaan karena ini berarti
diri telah siap menghadapi apapun yang terjadi. Oleh karena itu, perencanaan
tidak cukup satu, melainkan ada rencana A, rencana B bahkan rencana C. Buat
rencana dari mimpi karena bisa jadi akan menjadi nyata.
b.
Pengarahan
Manajer harus mampu mengarahkan
bawahannya untuk melakukan hal yang lebih baik. Beri motivasi pada bawahan agar
dapat meningkatkan kinerjanya.
c.
Pengawasan
Memonitor apa saja yang dikerjakan oleh
bawahan dengan melihat apakah mereka telah melaksanakan tugasnya sesuai dengan
standar prosedur. Jika terjadi penyimpangan maka dapat segera diperbaiki agar
nantinya masalah itu tidak muncul di kemudian hari. Dari pengawasan inilah
manajer bisa memberikan penilaian kinerja bawahannya dan sebagai langkah bagi
manajer untuk memuji ataupun mengkritik kinerja bawahannya.
d.
Koreksi Bawahan
Cara memberikan koreksi pada bawahan
harus dengan cara yang baik agar tidak timbul sakit hati
PERBEDAAN
PEMIMPIN DAN MANAJER
Untuk membangun sebuah organisasi yang sukses, perlu ada
berbagai orang yang memainkan peran berbeda dalam organisasi agar
organisasi dapat berjalan lancar.
Anda dapat menjadi
manajer dan leader pada saat yang sama, tetapi hanya karena Anda seorang pemimpin
fenomenal tidak menjamin Anda akan menjadi manajer yang hebat,
dan sebaliknya, jadi apa perbedaannya ?
Dalam organisasi terdiri dari banyak
orang yang mana masing-masing memiliki peran yang berbeda untuk mencapai tujuan
organisasi. Peran ini disesuaikan dengan tugas dan fungsinya dalam organisasi
tersebut. Beberapa peran dapat ditentukan dengan
mudah sementara yang lain mungkin memiliki batas-batas yang lebih
membingungkan, misalnya, apa perbedaan antara Pemimpin dan Manajer ?
Berikut
adalah tabel perbedaan Pemimpin dan Manajer
No
|
Pemimpin
|
Manajer
|
1.
|
Melakukan inovasi
|
Mengelola
|
|
pemimpin adalah orang yang datang dengan ide-ide
baru dan menggerakkan seluruh organisasi ke dalam fase berpikir untuk maju.
Orang ini harus terus-menerus mengembangkan strategi-strategi dan
taktik baru . Dia harus memiliki pengetahuan tentang tren terbaru,
penelitian, dan keahlian
|
Manajer mempertahankan apa yang telah ditetapkan. Orang ini harus mempertahankan kontrol dan mengatasi
gangguan dalam organisasi yang mungkin ada, menetapkan target yang
tepat, tolok ukur, analisis, dan menilai kinerja. Manajer memahami
orang-orang yang bekerja bersama mereka dan tahu mana orang yang terbaik
untuk tugas-tugas tertentu.
|
2.
|
Menginspirasi
|
Tergantung pada control
|
|
Pemimpin adalah seseorang yang menginspirasi orang lain
untuk menjadi yang terbaik dan tahu cara yang tepat mengatur tempo serta
kecepatan untuk seluruh kelompok. Kepemimpinan adalah bukan apa yang
dilakukan-tetapi apa yang orang lain lakukan sebagai
respon dari pemimpin. Jika tidak ada yang muncul di barisan,
maka orang itu bukanlah seorang pemimpin
|
Tugas manajer adalah untuk mempertahankan kontrol atas orang dengan membantu
mereka mengembangkan aset mereka sendiri dan mengeluarkan bakat mereka yang
terbesar. Untuk
melakukan ini secara efektif, manajer harus tahu orang-orang yang bekerja
dengannya dan memahami kepentingan mereka serta passionnya. Manajer juga menciptakan keputusan tentang gaji,
promosi penempatan, dan melalui komunikasi dengan tim.
|
3.
|
Bertanya “What” dan “Why”
|
Bertanya “How” dan “When”
|
|
Jika perusahaan mengalami kegagalan, pekerjaan pemimpin
adalah untuk datang dan berkata, “Apa yang kita pelajari dari hal ini?” Dan
“Bagaimana kita menggunakan kegagalan ini untuk memperjelas tujuan kita
atau mendapatkan sesuatu yang lebih baik?”
|
Manajer tidak benar-benar berpikir tentang apa artinya
kegagalan. Tugas mereka adalah untuk bertanya “bagaimana” dan “kapan” untuk
memastikan mereka melaksanakan rencana yang sesuai. Drucker menulis bahwa manajer menerima status quo dan lebih seperti tentara
di militer. Mereka tahu bahwa perintah dan rencana yang
penting dan tugas mereka adalah untuk menjaga visi mereka pada tujuan
perusahaan saat ini.
|
“Walau bagaimanapun,
seorang pemimpin dan manajer saling melengkapi untuk optimalisasi keberhasilan
organisasi”