Senin, 15 September 2014

PERILAKU

"Dengan Menyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang"
"Bukankah Kami telah Melapangkan dadamu (Muhammad)? dan Kami pun telah Menurunkan beban darimu, yang memberatkan punggungmu, dan Kami Tinggikan sebutan (nama)mu bagimu, Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan hanya kepada Tuhan-mulah engkau berharap. (Q.S Al-Insyirah)



Hidup adalah Pilihan....

Mata kuliah perilaku organisasi??? Terasa sedikit asing di benakku...
Awal pembelajaran, pak Seta memberikan pertanyaan jika kita harus memilih, Anda lebih memilih jalan yang sulit atau bertemu jalan sulit dalam hidup anda ????

Sungguh pertanyaan yang menurut saya cukup sulit..Tapi karena saya mempunyai prinsip yaitu Agama Islam, maka persoalan tersebut saya kembalikan kepada Agama.. Dalam Agama Islam, Allah memberikan jawaban kepada kita seperti surat Al-Insyirah (diatas).. Begitupun Rasulullah saw ketika menerima Wahyu, beliau bersabda " Ya Allah kuatkanlah punggung ini untuk memikul beban (kesulitan) dari-Mu"

Jadi menurut hemat saya, saya lebih memilih jalan yang sulit, karena ketika saya melalui jalan yang sulit lagi kesekian kalinya, maka saya sudah terbiasa melewati jalan yang sulit tersebut. Dan saya dapat mempersiapkan solusi atau pemecahan masalah yang saya hadapi..

So...Sobat jangan takut ketika kita menghadapi kesulitan atau berada dijalan yang sulit, karena bersama kesulitan itu ada kemudahan :)

Di Bawah ini ada beberapa Solusi untuk menghadapi Kesulitan ketika kita memilih jalan yang sulit.. Simak ya Sob :p


HEBAT

“Setiap Individu itu terlahir hebat dan Dunia dimana kita berada menghebatkan diri, jika kita berkomitmen terhadap waktu dan kebaikan”.

Setiap orang sudah diberi modal oleh sang Pencipta. Bukan ketampanan, bukan kecantikan, bukan harta warisan, melainkan waktu.

Waktu bukan bertambah kawan. Tapi berkurang.


Pepatah mengatakan "Bijaklah menggunakan waktumu, gunakanlah dalam kebaikan"

Menurut saya ada 4 hal untuk menjadi Pribadi Hebat :


Hal Pertama evaluasi diri, senantiasa untuk meluangkan waktu sesaat di setiap harinya untuk melihat ”kilas balik” segala hal yang telah kita lakukan dengan obyektif. Hal pertama yang dibutuhkan adalah kemauan untuk menyediakan waktu. Kadang kala, karena kesibukan yang dimiliki, waktu khusus untuk mengevaluasi diri secara obyektif nyaris dan bahkan tidak ada.

Selain meluangkan waktu, hal kedua yang kita butuhkan adalah keterbukaan dan kejujuran . Kejujuran merupakan suatu kebaikan terhadap diri sendiri – ini adalah faktor yang sangat penting, karena sering kali tidak bisa atau tidak dapat melihat diri secara obyektif. Terkadang menganggap diri ini adalah yang terbaik, padahal belum apa-apa.


Hal ketiga yang kita butuhkan dalam mengevaluasi diri adalah mendengar input atau masukan dari orang lain. Keterbukaan untuk menerima masukan dari orang lain akan mendatangkan manfaat bagi diri sendiri. Untuk dapat mengenali kelemahan-kelemahan secara obyektif, perlu mendengarkan apa yang dikatakan oleh orang-orang yang tidak suka atas apa yang telah dilakukan. Biasanya, orang-orang yang tidak suka dapat dengan jeli dalam mencari dan melihat apa yang menjadi kelemahan orang lain. Sahabat atau teman –walaupun ingin menyampaikan kritikan atau koreksian– biasanya akan menggunakan bahasa yang lebih halus sehingga kadang-kadang justru mengaburkan maksud yang sesungguhnya.

Lalu hal keempat yang juga perlu kita lakukan adalah mencoba untuk menilai segala sesuatu secara obyektif dan bukan membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Ketika membandingkan diri dengan orang lain, akan selalu bisa menemukan orang-orang yang jauh di bawah kita atau di atas kita. Mari belajar membandingkan diri dengan potensi yang kita miliki. Saya mendapati bahwa orang-orang yang suka merenung dan melakukan evaluasi diri memiliki kemampuan untuk mengenali titik lemah dan titik kekuatan yang ia miliki, juga mampu membandingkan dirinya dengan potensi yang seharusnya ia miliki. 


Dari situlah orang-orang semacam ini menjadi terpacu untuk memaksimalkan hidupnya lebih lagi.
Jika keempat hal ini dilakukan bersama-sama, akan jauh lebih mudah untuk mengenali adanya potensi-potensi lain dalam diri yang belum ter-explore selama ini, sehingga di masa yang akan datang dapat menetapkan langkah-langkah untuk menggali dan mengembangkan potensi-potensi yang masih tersembunyi itu.

Dengan melakukan keempat hal diatas secara komitmen dan konsisten, maka Itulah Kunci untuk menemukan Kehebatan dalam diri sendiri.





KOMITMEN

Komitmen dapat dimaknakan dengan berpegang teguh dan fokus pada keputusan yang diambil, tanpa mempertanyakan apa-apa lagi, apapun keadaan yang akan berlangsung. Dan biasanya sesuatu yang akan membuat seseorang memikul resiko dan konsekuensi dari keputusannya tanpa mengeluh, dan menjalaninya dengan penuh rasa syukur sebagai bagian dari kehidupan yang terus berproses. 

Kalau dalam konteks yang saya bahas, komitmen disini adalah mencoba menerima apapun yang terjadi dengan segala kekurangan dan kelebihan yang mengiringinya. Misalkan saja, terdapat komitmen yang membuat seorang suami menerima istrinya dengan segala kekurangan dan kelemahannya tanpa menghakimi. Bersyukur ketika istrinya tampil menawan, dan sama bersyukurnya ketika sang istri mengenakan daster dengan wajah berminyak tanpa make-up. Lalu bersyukur ketika bentuk tubuh sang istri berubah setelah melahirkan, dan tetap setia memberinya kecupan cinta sambil berkata, "Kamu cantik". Suitt, suittt :D

Ya. Itu hanya bagian kecil saja dari contoh arti sebuah komitmen. Karena komitmen bukan sekadar kata, melainkan sebuah sikap menerima segala konsekuensi yang ada di depan mata. Siap dan berani dalam menjalani segalanya dan tetap bertahan dalam kondisi terhimpit sekalipun menyesakkan dada.

Sebab komitmen adalah janji yang terpatri dalam diri... Untuk selalu berjalan seiringan... Untuk bisa mengingat kembali kesepakatan yang telah ada sejak awal berkomitmen. KOMITMEN adalah sesuatu yang membuat seseorang membulatkan hati dan tekad demi mencapai sebuah tujuan, sekalipun ia belum dapat mengetahui hasil akhir dari tujuan tersebut. Berjerih payah dan berkorban demi menyelesaikan tujuannya, sekalipun semua orang meninggalkannya seorang diri.

Terkadang, sebuah komitmen bisa membuat seseorang berani setia dan percaya, meskipun harapannya tidak kunjung terpenuhi dan tidak ada yang dapat dijadikan jaminan olehnya. Karena ia yakin... Bahwa dibalik kesulitan pasti ada kemudahan dengan kuatnya komitmen yang telah tertancapkan dalam dirinya. Hebat ya?!
Dan yang terakhir nih... Menurutku, arti sebuah komitmen ialah sesuatu yang melampaui segala bentuk perbedaan, perselisihan maupun pertengkaran. Karena ia tidak dapat dihancurkan oleh kekurangan, kelemahan maupun keterbatasan lahiriah. Ketika kita mengatakan 'Aku berkomitmen', maka sejatinya kita harus berani mengikatkan diri dalam sebuah komitmen tersebut dan secara tidak langsung kita telah 'mati' terhadap kepentingan diri sendiri..

Jadi teringat akan sebuah firman Allah Sungguh, orang-orang yang berjanji setia kepadamu, tiada lain dari berjanji setia kepada Allah, Allah meletakkan tangan-Nya diatas tangan mereka. Tetapi barangsiapa melanggar janji, tiada lain dari melanggar janji terhadap dirinya sendiri. Dan barang siapa menepati janji yang dijanjikannya kepada Allah, Allah akan memberinya pahala berlimpah”. (Qs Al-Fath: 10)

Ternyata berkomitmen itu rada sulit ya? Hehe.. Meski menyatakan sebuah janji adalah pekerjaan yang sangat mudah, namun menepati janjinya adalah sebuah langkah emas yang mampu meraih kepercayaan yang sangat tinggi nilainya bagi orang lain. Mungkin hanya sebuah janji kecil, tapi sesungguhnya hal tersebut sangat berpengaruh pada kredibilitas seseorang. Waw, kenapa begitu? Berjanji adalah suatu hal yang amat penting, begitu pentingnya sampai-sampai mendapat perhatian serius dari Allah melalui ayat di atas. Sebaliknya, tidak menepati janji adalah suatu langkah yang sangat mematikan kredibilitas seseorang. Oleh karena itu, janganlah berjanji sekiranya kita yakin tidak bisa menepatinya.

Coba bayangkan, jika ada yang berjanji pada kita namun tak ditepatinya? Tentu kita akan kecewa khan? Nah ketahuilah, begitupula ketika kita sedang berjanji maka sesungguhnya kita menarik energi suara hati orang lain secara besar-besaran, yang dinamakan dengan harapan. Lalu energi itu kita bawa pulang, dan jika tidak dikembalikan ke sumbernya, keseimbangan orang lain akan terganggu. Harapan (akan realisasi janji) tersebut telah kita tarik, dan belum kita kembalikan (janji belum terealisasi). Pasti akan menyedihkan jika barang kita diambil lalu belum dikembalikan juga...

So... Janji kecil yang mungkin secara tidak sadar kita lupakan padahal itu adalah sebuah komitmen awal yang telah dibangun, sungguh-sungguh bisa menarik habis tingkat kepercayaan seseorang. Ya, dan itulah yang menarik habis energi suara hati seseorang, dan belum sempat mengembalikannya. Bagaimana jika sudah begitu???

Maka berhati-hatilah terhadap yang dinamakan dengan 'Komitmen'. Yuk, kita perbaharui komitmen kita kembali... Mencoba menepati janji-janji kita meskipun kecil dan menurut kita tak berarti. Padahal diujung sana, ada seseorang yang tengah menanti komitmen dan harapannya untuk ditemui ^_^


WAKTU

Tepat Waktu Untuk Hidup Lebih "Tepat"

Sudah sering terdengar atau bahkan pernah mengalaminya sendiri dalam hal ketidaktepatan dalam merencanakan sesuatu sering kali terbengkalai akan kelalaian dalam mengatur waktu. Memanage waktu dalam menghindari hal-hal yang dirasa kurang bermakna itu merupakan sebagian cara untuk menghemat dan lebih menghargai waktu. Seperti halnya ketepatan waktu dalam menyelesaikan berbagai rencana atau rancangan-rancangan dalam suatu pekerjaan. Hal seperti ini yang sering membuat sebagian banyak orang selalu dalam kelalaian dalam membuang-buang waktu dan terbuai akan peluang-peluang waktu. Teramat disayangkan apabila waktu terbatas yang kita miliki ini dihabiskan secara sisi-sia tanpa makna apa pun. Hal demikian perlu dihindari demi ketepatan suatu rancangan hidup yang sudah menjadi rencana awal.


Dengan menyia-nyiakan waktu sama halnya dengan membuang kesempatan yang ada. Sekali membiarkannya lewat, maka jangan berharap akan kembali. Salah satu contoh yang menjadi penyakit sabagian banyak orang yaitu dengan menunda-nunda suatu pekerjaan. Menunda merupakan kebiasaan buruk seseorang yang tidak cepat melakukan pekerjaan. Hasilnya, pekerjaan yang dilakukan tidak bisa selesai tepat waktu, dengan demikaian kendala yang dialami akan mempengaruhi hasil pekerjaan itu sendiri, seperti adanya ketidak maksimalan, ketidak sesuaian hasil pekerjaan yang diharapkan karena akibat terbengkalainya waktu dengan menunda-nunda suatu yang harus dikerjakan. Dengan itu, hidup menjadi terkesan kurang berkualitas karena semua hal tidak dikerjakan secara maksimal.


Dengan demikian hal yang lebih perlu ditekankan yaitu dengan memanfaatkan waktu sesuai dengan kebutuhan serta pintar-pintar bagaimana dalam membagi waktu. Dengan lebih pandai-pandai memilih dan memilah hal-hal apakah yang dilakukan itu memiliki pengaruh dalam hidup kita ataukah hanya sekedar bersifat sia-sia dan membuang-buang kesempatan yang ada. Selain itu, haruslah selalu berpandangan bahwa semua pekerjaan itu harus diselesaikan dengan baik dan disesuaikan dengan waktu yang telah tersedia dengan tidak menunda-nunda
.

Abdullah bin Umar radhiyallahu’anhuma berkata : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memegang kedua pundakku dan mengatakan, ”Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau orang yang singgah di perjalanan.”

Ibnu ‘Umar berkata, “Kalau engkau berada di waktu pagi jangan sekedar menunggu datangnya waktu sore. Kalau engkau berada di waktu sore jangan sekedar menunggu datangnya waktu pagi.


Manfaatkanlah waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu. Dan gunakanlah masa hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR. Bukhari. 6053, Kitab ar-Raqaa’iq)


PERUBAHAN

Saya beritahu satu rahasia kecil: semua orang ingin jadi sukses, tapi sedikit yang bersedia melakukan perubahan agar kesuksesan itu menjadi haknya. Tulisan saya kali ini akan membahas mengapa kesuksesan tanpa perubahan itu adalah hal yang mustahil.

Kita pasti sudah pernah dengar kisah tentang Thomas Alva Edison berhasil menciptakan bola lampu. Berdasarkan sejarah, Edison tekun sekali bereksperimen dengan bola lampu gasnya. Dia tidak hanya duduk diam saja di laboratoriumnya, melainkan berpetualang ke Cina, Jepang, Amerika, Jamaika, dan Burma untuk mencari serat yang tepat untuk dipijarkan di dalam bola lampu. Setelah 13 bulan bertubi-tubi mengalami kurang lebih 2000 eksperimen yang gagal, pada tanggal 21 Oktober 1879 Edison akhirnya sukses menciptakan bola lampu listrik idamannya. 

Apa saja pelajaran yang kita dapat dari kisah tersebut? Biasanya pesan tentang kegigihan, kesabaran, semangat, atau kekuatan untuk tidak menyerah pada kegagalan. Iya, ‘kan? Itu pesan yang sangat bagus, saya memang sangat setuju. 

Tapi saya ingin mengingatkan sebuah hal baru: kisah itu juga mengingatkan pada kita bahwa untuk mencapai kesuksesan, Thomas Alva Edison bersedia melakukan 2000 perubahan. Edison melakukan PERUBAHAN sebanyak 2000 kali pada rancangannya. Edison memutuskan untuk terus mengubah dan memperbaiki ribuan kali sampai akhirnya SUKSES itu menjadi hak dia. 

"Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum (seseorang), jika seseorang itu tidak mau merubahnya sendiri" (Q.S Ar-Ra'd ayat 11)












Tidak ada komentar:

Posting Komentar